SEPUTAR PROPERTI/Jakarta – Panangian Simanungkalit yang dikenal sebagai Pengamat dan Pakar Properti Nasional mengapresiasi program perumahan dari ketiga pasangan calon presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan berkompetisi pada awal 2024 nanti. “Ketiga calon tersebut (Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran) semuanya memastikan soal perumahan menjadi salah satu program prioritas dalam pemerintahannya mendatang,” jelas Panangian Simanungkalit, Selasa, (7/11/2023), di Jakarta.
Jika melihat pemilihan umum (pemilu) sebelum-sebelumnya, Panangian Simanungkalit menjelaskan, belum ada pemilu yang ‘pro-perumahan’ seperti sekarang ini. “Program yang mereka usung sekarang mungkin masih mentah dan butuh waktu untuk merealisasikan, itu soal lain. Namun kita apresiasi saat ini bahwa kesadaran kolektif dari para elite politik mulai tumbuh untuk menyuarakan program perumahan,” tegas Panangian Simanungkalit.
Panangian Simanungkalit menambahkan, dalam beberapa periode pemerintahan belakangan ini, urusan pemenuhan perumahan bagi masyarakat hampir tak tersentuh oleh calon Persiden dan Wakil Presiden dalam program dan target mereka. Bahkan menurutnya untuk sekadar memasukkan isu perumahan dalam daftar janji pun mereka lupa. Namun melihat visi-misinya sekarang ini, kita patut berharap dan memberikan apresiasi kepada mereka.
Sudah seharusnya sektor properti ataupun perumahan dijadikan isu utama, karena permasalahan di sektor perumahan ini tak pernah habis. “Isu perumahan sejatinya juga merupakan isu yang kuat walaupun terkesan sederhana. Karena bergeraknya sektor properti dan perumahan dapat berkontribusi besar dalam menggerakan perekonomian nasional. bahkan sektor ini juga mampu menyerap jutaan tenaga kerja,” imbuhnya.
Dari kajian LPEM FEB UI yang dirilis pada Mei 2023 lalu, sektor properti yang terdiri dari Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan selama periode 2018-2022 berkontribusi terhadap penciptaan nilai output perekonomian (omset) sebesar Rp4.740 – Rp5.788 triliun per tahun.
Kontribusi Sektor Properti terhadap PDB Nasional selama periode 2018-2022 sebesar Rp2.349 – Rp2.865 triliun per tahun atau setara dengan 14,63% – 16,30% dibandingkan dengan PDB Nasional. Dari sisi pendapatan pekerja, kontribusi Sektor Properti sebesar Rp938 – Rp1.147 triliun per tahun. Dari sisi tenaga kerja, Sektor Properti menyediakan kesempatan kerja 13,8 juta orang per tahun atau setara dengan 9,6% angkatan kerja nasional tahun 2022 atau 10,2% penduduk bekerja tahun 2022.
Sektor Properti serta efek penggandanya selama periode 2018-2022 menghasilkan pendapatan pajak pusat sekitar Rp185 triliun per tahun atau setara 9,26% dari total penerimaan pajak pemerintah pusat.
Untuk pemerintah daerah, Sektor Properti serta efek penggandanya berkontribusi menciptakan PAD bagi pemerintah daerah sekitar Rp92 triliun per tahun atau setara dengan 31,86% dari total penerimaan PAD pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Pada kondisi tahun 2022, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 9,54%. Apabila Sektor Properti tidak beroperasi, maka tingkat kemiskinan menjadi 17,37%. Selisih antara keduanya sebesar 7,83% disinyalir menjadi kontribusi sektor tersebut dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.
“Nah, dari data itu bisa kita lihat betapa besarnya kontribusi sektor properti terhadap perekonomian nasional. Jadi memang kita bersyukur juga ketiga pasangan ini memasukan properti atau perumahan ke dalam program prioritas mereka. Artinya kini ada sedikit progres yang mengembirakan. Tema perumahan sudah mulai disinggung-singgung, meski belum dalam porsi yang besar,” terang Panangian.