REI Jateng Gelar Diklat dan Program Sertifkasi Pengembang

Dimana tahun ini kuota rumah subsidi melalui FLPP mengalami penurunan yang drastis dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 kuota rumah subsidi jumlahnya sebanyak 229 ribu unit, lalu turun menjadi 166 ribu unit pada tahun 2024. 

SEPUTAR PROPERTI/Semarang – Untuk meningkatkan kompetensi, Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jawa Tengah menggelar kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan Sertifikasi Profesi Pengembang di Hotel Patrajasa, 24 s.d 27 Juni 2024.

Ketua DPP REI, Joko Suranto menjelaskan, sebagai organisasi pengusaha properti, REI mendapat tugas dari presiden untuk menjadi mitra terdepan dalam pengadaan rumah. Oleh karenanya, REI harus siap membangun sinergi dengan stakeholder sekaligus membangun environment yang positif.

Sektor Properti di Pemerintah Baru Bangkit, Pengembang Swasta Jadi Motor Penggerak

“Dari itu, salah satu yang harus kita jaga adalah bagaimana teman-teman REI Jateng punya kapasitas, determinasi, dan encourement terhadap kapasitas sehingga tetap bisa kredibel bisnisnya,” katanya saat konferensi pers di Asatu Coffee and Resto, Selasa, 25 Juni 2024.

Joko menyebut anggota REI harus mempunyai kemampuan untuk membangun rumah yang baik. Sebab, angka backlog atau kebutuhan rumah masih sangat tinggi, yaitu sebesar 2,7 juta unit.

Sehingga, pengembang wajib bisa bertahan dan stabil dengan cara terus meng-upgrade kapasitasnya. Salah satunya dapat dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan.

“Itu bagian kita untuk selalu kompetitif terhadap adanya perubahan ketentuan, perubahan regulasi. Sehingga pada saatnya tetap bisa bekerja, bertumbuh, dan berkinerja untuk ekonomi Indonesia khususnya properti,” sambungnya.

Diikuti 15 Ribu Peserta, BTN Jakim 2024 Sukses Digelar

Lebih lanjut, Ketua DPD Suhartono menjelaskan, diklat dan sertifikasi profesi bertujuan untuk mendorong pengembang lokal untuk bisa terus bertumbuh.

Nantinya, kegiatan ini harapannya dapat akan membekali pengembang dengan ilmu dan kapasitas lainnya. Sehingga para pengembang menjadi lebih profesional dan terjaga dari sisi manajerialnya.

“Itu adalah modal perusahaan atau pengembang untuk bisa bertumbuh dan lebih kompetifif, dan pada akhirnya akan jadi lebih produktif,” katanya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *