SEPUTAR PROPERTI/Jakarta –Â Saat ini proses Pemilu 2024 masih terus berjalan dan memasuki penghitungan suara. Kondisi pemilu 2024 terbilang relatif aman dan lancar dan kondisi ini diharapkan dapat menjaga aktivitas bisnis. Dan tentunya semua pihak berharap setelah proses pencoblosan pada Pemilu 2024 ini menumbuhkan gairah pasar properti serta memacu daya beli masyarakat.
Pandangan ini disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) DPP Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto. Dia pun mengapresiasi proses yang tengah berlangsung di Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun penghitungan cepat. “Kami tentu mensyukuri Pemilu 2024 berjalan dengan lancar, aman dan damai. Terkait hasil quick count yang memenangkan Prabowo-Gibran dengan selisih yang cukup besar, hal itu membawa optimisme, kepastian dan kepercayaan kepada para pelaku usaha untuk tetap melanjutkan investasinya,” kata Joko Suranto, Senin (19/2/2024).
Founder & CEO Buana Kassiti Group itu berharap hasil dari Pemilu 2024 ini yang akan melahirkan pemerintahan baru dapat terus mendorong berkembangnya investasi berbasis padat karya seperti sektor properti karena dapat menimbulkan efek berganda (multiplier effect) yang luas, dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Sektor properti ini adalah industri padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja, sehingga pantas sekali dijadikan prioritas oleh pemerintah. Terlebih, sektor properti selama ini sudah membuktikan diri mampu berkontribusi besar secara terus-menerus terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi nasional, serta teruji meningkatkan pendapatan asli daerah,” jelas Joko Suranto.
Asosiasi perusahaan properti tertua, terbesar dan paling dipercaya oleh pemerintah ini mengingatkan, salah satu indikator kesejahteraan rakyat adalah akses terhadap perumahan yang layak huni termasuk kondisi lingkungan perumahan yang sehat.
“Pemenuhan rumah layak huni dan lingkungan sehat juga menjadi cara efektif untuk mengatasi gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) sesuai visi-misi Prabowo-Gibran,” ungkapnya.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan rumah tidak layak dan lingkungan kumuh menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap 75 persen kasus stunting di Indonesia. Di mana sekitar 57,9 persen anak Indonesia tinggal di rumah yang tidak layak huni. Keterbatasan sanitasi dan air bersih sering kali menyebabkan anak sakit, sehingga berat badan anak mengalami penurunan.
“Dengan fokus pada pemenuhan rumah layak huni, penataan lingkungan sehat, serta penyediaan sanitasi dan air bersih yang cukup bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) akan efektif menekan kasus stunting di Indonesia. Upaya ini semakin memperlihatkan kehadiran pemerintah dalam mencapai kesejahteraan rakyatnya,” sebut Joko Suranto.
Sementara itu, terkait keberlanjutan Program Sejuta Rumah (PSR) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015 lalu, REI akan mendorong program tersebut tetap berlanjut bahkan diperkuat. Terlebih, Prabowo-Gibran sudah mengumumkan langsung rencana pembangunan 3 juta rumah per tahun mulai tahun kedua pemerintahan mereka.
Joko Suranto menilai PSR adalah program mulia Jokowi sebagai bentuk perhatian terhadap penyediaan perumahan bagi MBR. Meski terbukti berpengaruh positif pada pemenuhan perumahan nasional, namun diakui pelaksanaan PSR masih kurang optimal.
“Salah satunya karena tidak dijalankan oleh satu kementerian khusus yang fokus bekerja mengurusi persoalan perumahan. Dampaknya, kebijakan perumahan sering berubah-ubah sehingga memengaruhi capaian pembangunan. Capaian sejuta rumah juga tidak signifikan mengatasi angka kekurangan (backlog) perumahan,” tutupnya.