SEPUTAR PROPERTI/Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginisiasi pembangunan fasilitas interkoneksi bawah tanah pertama di jalur MRT sebagai upaya mewujudkan jaringan interkoneksi bawah tanah dan seamless urban mobility di kawasan berorientasi transit.
Berbentuk jalur terowongan pejalan kaki yang menghubungkan antara Gedung Thamrin Nine UOB dan Stasiun Dukuh Atas BNI ini menjadi kolaborasi yang inovatif.
Tentunya menghasilkan fasilitas transportasi publik dan bangunan komersial di lahan privat, akan menghadirkan kemudahan bermobilitas.
Baca juga : Perkantoran Jakarta, Jumlah Gedung Ramah Lingkungan Terbatas
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang hadir dalam acara pendatangan kerjasama pembangunan terowongan ini (Kamis/7/07) menyatakan, Pemprov DKI Jakarta ingin menunjukkan kepada semua, bahkan dunia, bahwa Jakarta yang awalnya dibangun dengan konsep berorientasi kendaraan pribadi, dapat beralih menjadi kota yang lebih nyaman.
“Tentunya, menjadi produktif dan berkelanjutan melalui pembangunan berorientasi transit. Terowongan ini akan menjadi permulaan dari terwujudnya jaringan interkoneksi bawah tanah di rute MRT yang bukan hanya memudahkan pola pergerakan tapi juga mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai ruang produktif baru di Jakarta,” imbuhnya.
Baca juga : Diminati Pasar, Mazenta Residence Lakukan Prosesi Groundbreaking
Pengembangan dengan pembangunan berorientasi transit, Jakarta bertransformasi dengan memprioritaskan pejalan kaki, pesepeda, transportasi publik, dan pengguna kendaraan rendah emisi.
Dan satu hal yang penting menurut Anies adalah integrasi, baik itu integrasi antarmoda transportasi publik dan integrasi dengan gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta. “Oleh karena itu, saya mengapresiasi pembangunan terowongan pejalan kaki bawah tanah pertama di Indonesia ini,”tegas Anies.
Baca juga : Ini Kata Pakar Tata Kota Terkait Potensi Kawasan Cijantung
Akses pejalan kaki ini sepanjang 80 meter dengan lebar lima meter yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti retail, storage room, parkir sepeda, eskalator, dan elevator.
Terowongan ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit yang universal, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas. Rencananya, terowongan pejalan kaki bawah tanah ini dibangun dengan anggaran Rp150 miliar dan akan dikerjakan selama 18 bulan ke depan.