SEPUTAR PROPERTI/Jakarta – Pasar properti ritel terus bergerak, tarif sewa ritel berpotensi mengalami kenaikan seiring konsistennya tingkat hunian. Dibalik potensi kenaikkan harga sewa ini, pemilik mal tetap hati-hati untuk penyesuaian kenaikan ini agar kompetitif.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, alasan kenaikan tarif sewa bervariasi antara pemilik mal. “Salah satu pendorong utama adalah kebutuhan modal untuk melakukan perbaikan dan renovasi mal dari calon penyewa di mal yang berpotensi untuk berpartisipasi menyewa mal,” imbuhnya.
Ferry menjelaskan, untuk mempertahankan profitabilitas dan kepuasan penyewa, pemilik mal harus berhati-hati dalam menyeimbangkan faktor-faktor ini, agar penyesuaian tarif yang moderat tetap bisa menjaga penyewa utama untuk tidak pergi sambil menjaga agar mal tetap kompetitif dan menarik di tengah persaingan yang keras.
Tingkatkan SDM Unggul, BTN Bangun Learning Center di Bandung
Dalam paparan Collies Indonesia dijelaskan biaya sewa (tarif dasar dan biaya pemeliharaan) saat ini belum mengalami perubahan. Tarif sewa diperkirakan akan naik pada mal yang mampu mempertahankan tingkat okupansi yang baik.
Untuk menyiasati potensi kenaikan tersebut, beberapa mal menawarkan kerjasama dan memberi keringanan kepada retailer yang masih mencatat kinerja penjualan yang lemah. Sementara biaya pemeliharaan akan menyesuaikan faktor eksternal seperti inflasi, biaya listrik, dan UMR.
Di sisi lain, bagi riteler, beradaptasi dengan penyesuaian biaya sewa memerlukan strategi yang harus diperhitungkan dengan baik. Pemegang merek diharapkan lebih terlibat dalam perencanaan yang teliti, membuat proyeksi penjualan dan pendapatan untuk setiap outlet-nya, guna memastikan stabilitas keuangan.
Rumah Subsidi Mulia Gading Kencana Raih Sertifikat Bangunan Hijau dari Pemerintah
Antisipasi Kenaikan Tarif Sewa
Kemudian, guna mencapai hal tersebut diperlukan analisa pola dari perilaku konsumen dan menyelaraskannya dengan upaya pemasaran yang tepat. Dengan langkah tersebut, riteler diharapkan dapat mempertahankan operasional mereka saat ini sambil menjaga posisi agar tetap bisa terus bertahan di masa depan.
Memiliki pola pikir selangkah lebih maju kedepan, ini tentu menjadi penting untuk mengatasi kompleksitas di dalam dunia ritel dan menggapai sukses jangka panjang di pasar yang terus berkembang.
Demi Manjakan Penghuni, Amesta Living Bangun Fasilitas Community Center
Adapun dalam paparan Colliers Indonesia, sektor tersebut menunjukkan bahwa mal baru dan renovasi terus berlanjut. Tercatat, total pasok ruang ritel Jakarta mencapai 4,89 juta m2 dan Bodetabek menyentuh angka 3,18 juta m2.
Collier Indonesia mencatat ada sejumlah mal baru yang akan buka di Q4 2024, yaitu Agora Lifestyle Center dan Puri Indah Park di Jakarta, serta Pakuwon Mal Bekasi di Bekasi. Namun, pertumbuhan Tingkat Hunian tertahan oleh mal baru.
Tercatat pulal adanya beberapa re-konsep toko yang meminta pindah ke unit yang lebih besar. Selain itu, keberadaan mal baru akan menekan tingkat hunian pada akhir tahun 2024 dan 2025. Beberapa retailer mancanegara juga akan membuka toko pertama di Indonesia, seperti PopMart, NITORI, Boulder Planet, Aland.