SEPUTAR PROPERTI/Jakarta – Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XVII REI Tahun 2023 dari 9-10 Agustus 2023. Perhelatan demokrasi terbesar asosiasi itu dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Rabu (9/8).
Munas REI kali ini mengusung tema “Sinergi dan Harmonisasi REI dengan Pemerintah untuk Kemajuan Industri Realestat yang Berkelanjutan” yang diikuti sekitar 1.000 peserta dari 37 DPD REI se-Indonesia.
Presiden Jokowi menegaskan jika mendengar nama REI dirinya langsung teringat kata masif dan ekspansif. Pasalnya, dari sisi jumlah anggota REI pada tahun 1972 hanya ada 33 perusahaan, tetapi di 2023 sudah mencapai 6.400 perusahaan.
“Perkembangan anggota REI sangat pesat sekali dan isinya beragam dari pengembang besar, menengah dan kecil. Ini kemajuan besar yang dilakukan REI,” ujar Jokowi dalam sambutan pembukaan Munas REI 2023.
Kepala negara juga mengaku senang bahwa di tengah perlambatan ekonomi global, industri realestat dan kontruksi di Indonesia tetap tangguh dan kompetitif. Kontribusi sektor realestat, properti dan konstruksi dari tahun 2018-2022 mencapai Rp2.400 triliun hingga Rp2.800 triliun. Kontribusi itu dinilai Jokowi sangat besar sekali.
“Sementara dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) kontribusi sektor ini mencapai 16 persen, dan itu besar sekali karena membuka banyak lapangan kerja, serta membawa efek berganda (multiflier effect) yang besar sekali bagi 185 subsektor lainnya dari pedagang bahan material, furniture, alat dapur, industri jasa dan sebagainya,” papar Presiden Jokowi.
Pencapaian Indonesia itu cukup menggembirakan, karena sektor properti dan perekonomian di sebagian besar negara lain tidak banyak yang bisa bertahan dari pandemi seperti halnya Indonesia. Jokowi memberi contoh ada perusahaan properti di RRC yang utangnya mencapai Rp4.400 triliun.
Dia mengingatkan industri properti nasional agar berhati-hati dan tidak jor-joran dalam melakukan ekspansi, dan memastikan berapa angkq backlog sebenarnya.
“Pastikan berapa backlog kita, jangan hanya bangun-bangun saja. Manajemen harus dikendalikan dan dikelola dengan baik. Kebutuhan hunian kita masih besar, dan ini peluang yang bisa dikerjakan seluruh anggota REI,” tegasnya.
Kemudian dari sisi daya saing, Jokowi mengungkapkan saat ini Indonesia berada di peringkat 34 atau naik naik 10 peringkat dari sebelumnya di peringkat 44. Kenaikan itu, kata Jokowi, adalah yang tertinggi di dunia.
“Daya saing ini penting, karena sekarang tanpa daya saing yang baik jangan berharap kita bisa survive, ” kata Jokowi.