SEPUTARPROPERTI/Jakarta – Sektor asuransi properti terus membuktikan perannya sebagai pilar utama yang menopang stabilitas dan pertumbuhan pendapatan bagi perusahaan-perusahaan asuransi umum di Indonesia.
Meskipun berbagai lini bisnis lain terus dikembangkan, kontribusi premi dari asuransi properti, yang mencakup perlindungan terhadap kebakaran, bencana alam, dan risiko lainnya, tetap mendominasi dan menjadi penyumbang terbesar pendapatan perusahaan.
Data industri menunjukkan bahwa, secara konsisten, asuransi properti menyumbang lebih dari 30% total premi bruto industri asuransi umum nasional.
Menuju Kota Terintegrasi, Sentul City Percepat Konsep TOD dan Kembangkan Kawasan Bio Town
Pertumbuhan pesat pembangunan infrastruktur dan properti residensial maupun komersial di kota-kota besar menjadi katalis utama tingginya permintaan proteksi ini.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Santoso menyoroti faktor fundamental yang menjadikan asuransi properti sulit tergantikan sebagai sumber pendapatan terbesar.
Menurutnya, dominasi asuransi properti ini bukan tanpa alasan. Nilai pertanggungan properti sangat tinggi, baik itu pabrik, gedung perkantoran, maupun hunian.
Sentul City Catat Pertumbuhan Solid di Kuartal III 2025
“Artinya, meskipun frekuensi klaimnya mungkin tidak setinggi asuransi kendaraan, satu kali kejadian kerugian besar bisa menghasilkan premi yang signifikan dan konsisten,” jelas Budi.
Ia menambahkan bahwa faktor regulasi dan kebutuhan perlindungan aset yang dijaminkan dalam skema pembiayaan perbankan (KPR atau kredit investasi) juga mendorong kepastian bahwa properti harus dilindungi asuransi.
Asuransi properti, terutama yang mencakup risiko standar seperti kebakaran dan risiko perluasan, merupakan prasyarat mutlak dalam akad kredit.
Dari sudut pandang investasi,kontribusi lini ini memberikan dampak positif pada citra perusahaan asuransi. Asuransi properti memberikan prediktabilitas pendapatan (premi) yang lebih stabil dibandingkan lini bisnis yang sangat fluktuatif, seperti asuransi kredit.
Peta Investasi Properti Bergeser:, Investor Lirik Kawasan Industri di Bekasi Hingga Subang
“Premi yang didapat dari properti cenderung besar dan terstruktur, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengelola risiko aset-aset berharga dalam jangka panjang,” ujar Budi.
Ia juga menekankan pentingnya peran re-asuransi (asuransi ulang). Properti bernilai jumbo hampir selalu dire-asuransikan untuk mendistribusikan risiko. Praktik ini memastikan bahwa meskipun perusahaan asuransi mendapat premi besar, risiko finansialnya juga terkelola dengan baik, menjaga kesehatan modal (solvabilitas) perusahaan.
Tantangan Masa Depan: Adaptasi Bencana Alam
Meskipun dominan, perusahaan asuransi properti juga menghadapi tantangan besar, terutama terkait meningkatnya risiko bencana alam akibat perubahan iklim. Budi Santoso mengingatkan pentingnya inovasi produk untuk mempertahankan relevansi.
Hingga Oktober BNI Salurkan Rp40,7 Miliar Kredit Program Perumahan untuk Dukung UMKM dan Sektor Riil
Menurutnya, perusahaan harus terus berinovasi, misalnya dengan produk yang menggabungkan parametric insurance (asuransi berbasis indeks) untuk bencana alam, yang memungkinkan klaim lebih cepat dan transparan.
Namun, secara umum, selama sektor properti dan pembangunan terus berjalan, asuransi properti akan tetap menjadi backbone pendapatan perusahaan asuransi umum,” jelasnya.
Dengan basis aset properti nasional yang terus bertambah, asuransi properti diproyeksikan akan mempertahankan posisinya sebagai sumber pendapatan utama yang menjamin keberlangsungan dan profitabilitas industri asuransi umum di tahun-tahun mendatang.



