SEPUTARPROPERTI/Jakarta – Analisis pasar properti terkini menunjukkan bahwa koridor timur Jakarta, khususnya Bekasi dan Subang, mengalami dinamika harga yang menarik, didorong oleh akselerasi investasi dan infrastruktur.
Sementara Bekasi menjaga posisinya sebagai kawasan dengan harga properti premium, Subang, berkat Pelabuhan Patimban, mencatatkan potensi kenaikan harga lahan yang signifikan.
Indikator Harga Lahan Industri: Jarak Mempengaruhi Nilai
Perbedaan harga lahan antara Bekasi dan Subang mencerminkan kematangan ekosistem industri dan aksesibilitas masing-masing wilayah.
Peta Investasi Properti Bergeser:, Investor Lirik Kawasan Industri di Bekasi Hingga Subang
Data per Kuartal I 2025 menunjukkan perbedaan harga yang cukup jauh, memberikan insentif bagi investor yang mencari lahan ekspansi yang lebih terjangkau.
| Lokasi | Rata-Rata Harga Lahan Industri (Per M²) – Kuartal I 2025 | Keterangan |
| Bekasi | Rp 2.950.000 – Rp 3.000.000 | Harga tertinggi di koridor timur; mencerminkan kelangkaan lahan dan kematangan infrastruktur. |
| Karawang | Rp 2.410.000 – Rp 2.450.000 | Harga di bawah Bekasi, tetapi menjadi penyangga utama industri otomotif. |
| Subang | Rp 1.900.000 – Rp 2.050.000 | Harga paling kompetitif, diproyeksikan melonjak signifikan seiring optimalisasi Pelabuhan Patimban dan investasi asing. |
Kenaikan harga yang berkelanjutan di koridor industri mencerminkan tingginya minat jangka panjang terhadap aset-aset strategis.
Sinar Mas Land Luncurkan Luncurkan Klaster Baru di Proyek Rancamaya
Meskipun Subang masih relatif murah, pergerakan investasi besar, terutama dari sektor otomotif dan data center, menjadikannya ‘hotspot’ dengan potensi kenaikan harga tercepat di masa mendatang.
Tren Kenaikan Harga Properti Residensial
Tingginya realisasi investasi di kawasan industri secara langsung memicu permintaan properti hunian di sekitarnya, baik untuk pekerja, manajer, maupun komersial pendukung.
A. Bekasi
Didongkrak Infrastruktur TransitBekasi mencatatkan pertumbuhan harga rumah tapak yang cukup solid, bahkan melampaui rata-rata nasional.
Paramount Enterprise 19 Tahun Berkarya, Perkuat Komitmen pada Inovasi Berkelanjutan
Kenaikan Tahunan: Harga rumah tahunan di Bekasi mencatat kenaikan hingga 5,8% (per Kuartal III 2025), melampaui kenaikan rata-rata harga rumah nasional (sekitar 3,4%).
Penyebab Utama: Kenaikan ini sangat dipengaruhi oleh ekstensi jaringan transportasi publik, khususnya beroperasinya LRT Jabodebek yang meningkatkan aksesibilitas ke Jakarta.
Permintaan Properti Komersial: Realisasi investasi di Kabupaten Bekasi yang mencapai Rp 54 triliun (per Triwulan III 2024), sebagian besar diserap oleh sektor perumahan dan kawasan industri.
Metland Cikarang dan Metland Cibitung Jadi Andalan Martketing Sales Metland
Ini mendorong tingginya permintaan untuk properti komersial seperti ruko dan area ritel yang mendukung kebutuhan puluhan ribu tenaga kerja baru.
B. Subang, The Next Property Hub
Meskipun data persentase kenaikan harga residensial di Subang belum sekomprehensif Bekasi, namun tren harganya diprediksi akan booming dalam waktu dekat.
Dampak Patimban: Praktisi properti memprediksi bahwa Subang akan menjadi klaster pengembangan perumahan baru, terutama di segmen menengah dan menengah-bawah, dalam 2–3 tahun ke depan.
Hal ini disebabkan oleh kebutuhan hunian bagi ribuan tenaga kerja yang akan diserap oleh klaster industri Patimban.
Jakarta Kebut Transformasi Transportasi: Manggarai, Tanah Abang, dan Sudirman Menuju Mega-Hub TOD
Aksi Korporasi Pengembang: Sejumlah pengembang besar (developer) dilaporkan mulai mengamankan land bank di sekitar akses Tol Cipali dan kawasan Patimban, sebuah indikasi kuat adanya proyeksi kenaikan harga lahan yang besar di masa depan.
Harga tanah di sekitar pintu tol Kalijati, misalnya, yang kini masih relatif terjangkau, diprediksi akan terus merangkak naik seiring dengan pembangunan fasilitas pendukung Patimban.
Jadi, Bekasi menawarkan investasi yang lebih stabil dengan likuiditas tinggi dan didukung oleh konektivitas yang matang.
Sementara itu, Subang menawarkan capital gain yang lebih agresif bagi investor jangka panjang yang bersedia menanggung risiko awal, menjadikannya target “bintang baru” di koridor properti industri Jawa Barat.



