Seputar Properti

APERSI Dorong Profesionalisme Pengembang Lewat Pelatihan dan Kolaborasi Berbagai Pihak

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) menggelar acara APERSI Training Center (ATC) yang diadakan di Kota Malang, Jawa Timur pada akhir pekan lalu (17/10) lalu yang diadakan di Universitas Islam Malang (UNISMA).

SEPUTARPROPERTI/Malang — Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) menggelar acara APERSI Training Center (ATC) yang diadakan di Kota Malang, Jawa Timur pada akhir pekan lalu (17/10) lalu yang diadakan di Universitas Islam Malang (UNISMA).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di sektor perumahan dan pembiayaan nasional, antara lain Maruar Sirait selaku Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Junaidi Abdillah Ketua Umum APERSI dan Heru Pudyo Nugroho Komisaris BP Tapera.

Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas, profesionalisme, dan manajemen bisnis para pengembang di tengah ketatnya persaingan industri properti nasional. Acara ini diikuti sekitar 700 pengembang yang tergabung di APERSI Jawa Timur.

Pelatihan ATC menghadirkan berbagai tokoh properti yang tergabung dalam pengurus APERSI. Seperti Deddy Indra Setiawan yang merupakan Sekretaris Jenderal APERSI, kemudian ⁠Firman Budiman CEO Imanan Holding, kemudian ⁠Angga Budi Kusuma Direkytur Utama Pesona Kahuripan Group dan ⁠Makhrus Soleh Ketua DPD APERSI Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Junaidi Abdillah menegaskan bahwa penguatan kapasitas pengembang menjadi hal mendesak di tengah kondisi pasar yang terus berubah. Menurutnya, saat ini persaingan di dunia properti kompetisinya sangat keras, bahkan bisa dibilang cukup kasar.

“Karena itu, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan agar para pengembang tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga terus berkembang secara profesional,” ujar Junaidi Abdillah.

Sementara itu Deddy Indra Setiawan menyatakan dalam bisnis properti untuk menjadi pengembang yang paling penting adalah pengelolaan keuangan yang disiplin, transparan, dan berbasis analisis.

Deddy menambahkan, yang harus dilakukan adalah dengan cara yang sebenarnya sederhana tapi penting yaitu pemisahan keuangan pribadi dan bisnis. Kemudian membuat dan menjaga cash flow projection, serta penerapan analisis kelayakan finansial proyek.

“Pengembang harus bisa mengelola keuangan secara profesional. Pisahkan keuangan pribadi dengan bisnis, buat proyeksi arus kas, dan selalu kendalikan biaya konstruksi. Jika tidak, proyek bisa berjalan tanpa arah dan kehilangan nilai profitabilitasnya,” ujar Deddy.

Melalui kegiatan ini, DPP APERSI akan terus berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kualitas para pengembang di Indonesia.

Selain itu kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian PKP, BP Tapera, dan SMF diharapkan dapat memperkuat ekosistem perumahan nasional yang lebih profesional, akuntabel, dan berkelanjutan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp