Seputar Properti

Peta Investasi Properti Bergeser:, Investor Lirik Kawasan Industri di Bekasi Hingga Subang

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) resmi memulai pembangunan BEFA Industrial Hub yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cibitung, pada 17 September 2025. Proyek ini menghadirkan bangunan industri multiguna siap pakai

SEPUTARPROPERTI/Jakarta – Perkembangan kawasan industri di sepanjang koridor timur Jakarta kian masif karena terhubung dengan jaringan jalan tol yang semakin berkembang. tak heran, arah peta investasi properti Indonesia khusunya disekitaran Jakarta mengalami pergeseran.

Marisa Jaya, Head of Research Rumah123 mengatakan, setelah bertahun-tahun fokus pada pembangunan hunian di kota besar, saat ini pengembang fokus pada potensi kawasan industri yang terus menunjukkan daya tariknya.

“Kawasan industri di Bekasi, Karawang hingga Subang kini berada dalam fokus perhatian investor atau pengembang. masuknya invetasi dari luar seperti China dan negara lain memicu lonjakan aktivitas ekonomi di wilayah-wilayah tersebut,”jelasnya.

Pergeseran ini cukup signifikan. Investor properti, baik residensial maupun komersial, kini semakin intensif melirik kawasan yang terintegrasi dengan klaster industri di sepanjang koridor timur Jakarta, dengan fokus utama di Bekasi, Karawang hingga Subang.

Perkembangan ini didorong oleh konektivitas infrastruktur yang semakin matang dan pertumbuhan industri yang stabil.

Bekasi: Tetap Kuat dan Terkoneksi.
Bekasi, yang telah lama dikenal sebagai pusat industri terbesar di Jawa Barat, tetap menjadi magnet utama bagi properti. Meskipun ketersediaan lahan di beberapa area industri di Bekasi mulai menipis, hal ini justru memicu kenaikan harga properti di wilayah sekitarnya.

Kenaikan Harga, Data pasar menunjukkan bahwa harga rumah sekunder di Bekasi mencatat kenaikan signifikan, mencerminkan tingginya permintaan, terutama dari kalangan pekerja industri dan manajemen.

Faktor Penarik, Pertumbuhan investasi di Kabupaten Bekasi yang melampaui target tahunan membuktikan tingginya aktivitas ekonomi.

Hal ini mendorong permintaan properti, baik untuk hunian terjangkau bagi pekerja maupun ruko/komersial untuk menopang kegiatan bisnis di sekitar 1.500 lebih fasilitas manufaktur.

Infrastruktur, Peran Bekasi sebagai gerbang timur Jakarta yang terhubung oleh jaringan tol dan transportasi publik yang memadai menjamin likuiditas investasi properti.

Subang: Bintang Baru Koridor Timur
Sementara Bekasi mulai menghadapi isu keterbatasan lahan, Subang muncul sebagai kawasan industri dan properti baru yang menjanjikan. Subang dinilai sebagai jawaban untuk ekspansi industri di koridor timur karena menawarkan keunggulan kompetitif yang kuat.

Kehadiran Patimban: Keberadaan Pelabuhan Internasional Patimban menjadi daya tarik terbesar Subang. Pelabuhan ini secara langsung mendorong pengembangan industri otomotif, logistik, dan teknologi tinggi, menjadikannya bagian penting dari kawasan Segitiga Rebana (Cirebon, Bandung, Patimban).

Harga Lahan Kompetitif: Harga lahan industri dan residensial di Subang masih jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan Bekasi dan Karawang. Selain itu, Upah Minimum Kabupaten (UMK) Subang yang relatif lebih terjangkau juga menjadi insentif tambahan bagi perusahaan.

Akses Multimoda: Lokasi Subang yang dekat dengan Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, dan akses tol meningkatkan efisiensi logistik secara drastis, yang sangat diminati oleh investor asing (termasuk investor China) yang mencari lokasi ekspansi cepat.

Sektor Pendukung: Minat yang tinggi terhadap lahan industri di Subang dan Bekasi didominasi oleh tiga sektor utama: Otomotif, Data Center, dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Kebutuhan akan properti pendukung (hunian, gudang, komersial) pun otomatis meroket di kawasan ini.

Pergeseran fokus investasi properti dari pusat kota menuju kawasan industri menandakan bahwa faktor konektivitas infrastruktur dan kegiatan ekonomi riil menjadi penentu utama pergerakan pasar.

Bekasi mempertahankan daya tariknya karena kematangan ekosistemnya, sementara Subang menawarkan potensi pertumbuhan eksplosif berkat Patimban dan ketersediaan lahan yang masih luas.

Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, memicu lonjakan harga properti di kawasan-kawasan penyangga industri tersebut.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp